Sunday 3 June 2012

MENUMPANG LALU



Sejak dari mula
hanya bisa bercita-cita mempunyai daerah sendiri
seperti sebuah kota di gunung tinggi
yang punya istana
berkubukan batu granit
dan aku sebagai permaisuri

Jangan kalian risau
aku sudah hilang bisa
tidak asri lagi
tiada taring mahupun kuku yang tajam
aku kini hanya gagak dan bukannya merak
seperti Lantana Camara yang tiada siapa sudi menghidu

pada wanita yang meragui
jangan mencebik
jangan meludah
jangan memandang jelek
jangan dipasang jerangkap
aku tidak akan masuk ke taman larangan kalian
mentari..kartika..malah candra menjadi saksi
dan guntur berbunyi mengesahkan
damai saja kalian bersama segarnya pawana
kerana aku masih melestarikan maruah diri

pada lelaki yang memandang sinis
jangan berbicara untuk menguji
jangan memandang untuk meletak harga
jangan dijadikan bahan cerita yang memualkan
jangan memandai meletak berapa harga di pasaran
walau arlogi tak pernah berpatah
aku akur hidup ini begini

aku sebenarnya
hanya menumpang lalu...........




KETERASINGAN





Jauh sungguh perjalanan ini ku rasa
kerana tiada bicara
ku benam segala suara dalam hati
semua rasa disimpan di dada
hati meronta agar cepat sampai ke destinasi
agar tak perlu rapat begini
agar tak perlu menahan diri
betapa terasingnya dua manusia yang pernah saling mempercayai 
mitologi dan sejarah hilang tak membawa kesan
dan maka sekali lagi
setiap chakra diri ini berputar di paces berbeza


Rimasnya berada di sini
bila dua jiwa tak lagi bisa 
melihat wajah satu sama lain dengan kasih dan sayang
atau duduk bersama menyulam kenangan dan waktu lalu
kehadiran bukan lagi satu yang dinantikan
dan kewujudan di sisi tak mampu lagi di rasa dari dalam
meronta..menangis..menjerit..malah Perang Baratayuda sekalipun
tiada siapa yang akan faham
malah membenci setiap yang mereka lihat
sedangkan aku sendiri jika bisa..pasti ingin hidup seperti
lukisan